Minggu, 26 April 2015

Strategi Komunikasi Dalam Pengaruh Perubahan Idemnity & Managed Care

Strategi Komunikasi Dalam Pengaruh Perubahan Idemnity & Managed Care


Kelompok 10
1.     Bagaskara P.W
2.     Ajeng Astriyani
3.     Arya Mahessa




  















  

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2015







KATA PENGANTAR

  

            Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai ”Strategi Komunikasi Dalam Pengaruh Perubahan Idemnity & Managed Care”.
            Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan di ambil dari beberapa referensi buku yang berkaitan dengan komunikasi dan peran Idemnity & Managed Care dalam sebuah Organisasi.
            Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. 
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian. 









Depok, 20 April 2015 



Kelompok 10












BAB I
PENDAHULUAN



 1.1 LATAR BELAKANG

            Saat ini banyak perusahaan yang mengalami kerugian dengan diberlakukannya sistem Managed Care. Namun, sistem managed care ini dirasakan telah memberikan dampak yang signifikan dalam berjalannya bisnis proses di beberapa perusahaan.
            Dalam konsep dasar asuransi, asuransi adalah berlaku hukum jumlah besar, makin besar jumlah peserta makin besar risiko yang dapat diedukasi. Jumlah peserta sangat tergantung dari permintaan akan asuransi kesehatan, semakin besar permintaan, maka peserta asuransi akan bertambah (Murti B, 2000). Sehingga banyak perusahaan yang merubah sistem “Managed Care” menjadi “Indemnity Care” karena di anggap dapat menekan biaya kesehatan dengan sistem plafon yang dapat mengurangi beban biaya asuransi kesehatan.



 
1.2 PERUMUSAN MASALAH

            Pergantian sistem Managed Care menjadi Idemnity dapat menciptakan beberapa polemik dan masalah tersendiri dalam sebuah organisasi. Organisasi yang besar biasanya memiliki desain organisasi, menurut Jay Galbraith (2007) desain organisasi adalah landasan atau fondasi untuk suatu yang dikendalikan oleh manajemen untuk mempengaruhi karyawannya. Sehingga dalam sistem penyampaian sosialisasi perubahan dari Managed Care ke Idemnity, organisasi sangat berperan dalam pengendalian reaksi setiap individu yang secara garis besar jika sosialisasi yang di sampaikan tidak tepat sasaran baik dari segi elemen waktu, dan individu, maka akan menimbulkan kesalahan informasi dan perbedaan pendapat terhadap cara pandangan dalam sistem perubahan managed care ke idemnity. Dan kemungkinan lebih parahnya akan menimbulkan beberapa reaksi yang menunjukan penolakan.

1.3TUJUAN

 Tujuan pembahasan ini adalah :

1. Memberikan gambaran dan penjelasan tentang perbedaan manage care dan idemnity, dalam sebuah organisasi, serta menjelaskan kelebihan dari sistem idemnity care.
2. Menentukan cara pengambilan strategi komunikasi yang ideal dalam proses sosialisasi perubahan kebijakan dari asuransi sistem Managed Care ke Idemnity dengan mengamati pola perilaku organisasi

Manfaat :
1.      Memberikan gambaran tentang perbedaan Managed Care & Idemnity Care.
2.      Mengetahui cara strategi komunikasi dengan melihat beberapa elemen pendukung demi tercapainya tujuan sosialisasi yang efektif dalam perubahan organisasi yang dinamis.

BAB II
LANDASAN TEORI

            Strategi komunikasi yang efektif menurut Harold D. Lasswell salah seorang ilmuan politik dari Amerika Serikat menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi atau cara untuk menggambarkan dengan tepat sebuah tindak komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? (siapa mengatakan apa dengan cara apa kepada siapa dengan efek bagaimana)”. Sehingga dalam penyampaian pesan di dalam organisasi, individu dapat menerima informasi tersebut dari sumber yang tepat dan memberikan efek positif terhadap tindak perilaku individu dalam organisasi.
            Pandangan multidisiplin dari perilaku organisasi mengilustrasikan sejumlah poin penting. Pertama, perilaku organisasi merupakan cara berfikir. Perilaku di pandang beroperasi pada tingkat individu, kelompok, dan organisasi.  Dalam setiap dinamika organisasi, banyak organisasi yang gagal dalam mengelola dan mengembangkan setiap individunya dalam setiap kebijakan perusahaan yang telah di buat. Kendala tersebut diantaranya bisa datang karena adanya perbedaan dan cara pandang individu dalam sebuah organisasi. Dan tidak di pungkiri faktor keturunan bisa menjadi salah satu faktor kendala dalam tumbuhnya sebuah organisasi.
            Inti dari sosialisasi suatu masalah adalah “send message” atau proses mengirim pesan. Menurut Pamela A. Angell dalam bukunya Bussiness Communication Design (Chapter 3 page 75), ada beberapa poin yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pesan yakni:
·         Informasi tidak penting
Ubah pekerjaan tertulis untuk mengurangi informasi berlebihan terutama kata atau ide-ide yang berlebihan.
·         Detail yang hilang
Cukup penting untuk melihat apa yang mungkin hilang dari pesan yang akan disampaikan. Jika pemberi pesan sampai lengah sehingga meninggalkan informasi yang vital seperti arah atau solusi untuk mendiskusikan masalah maka penerima pesan akan bingung bahkan menjadi frustasi.
·         Agenda yang tersembunyi
Terkadang perancang komunikasi menghilangkan informasi atau menyembunyikan motivasi yang sebenarnya dari pesan tersebut. Strategi yang terukur ini dapat diketahui sebelum waktunya jika penerima pesan peduli terhadap pesan yang memiliki motif tersembunyi.
·         Kontradiksi
Terkadang strategi yang bagus adalah menyajikan pandangan yang berlawanan ketika pemberi pesan meyakinkan penerima pesan untuk merubah keyakinan atau perilaku, tetapi pastikan pemberi pesan memimpin atau membantu mengarahkan penerima pesan untuk mencari jalan keluar dari permasalahan. Dan pastikan pemberi pesan mengklarifikasi informasi sehingga penerima pesan dapat memahami maksud dari masalah, apa yang diinginkan pemberi pesan dan dimana pemberi pesan memposisikan masalah.
·         Budaya yang tidak konsisten
Tinjau kembali pesan yang disampaikan untuk memastikan bahwa nilai-nilai, keyakinan dan semua perspektif budaya yang pemberi pesan sampaikan sesuai dengan penerima pesan.
·         Maksud yang tidak akurat
Analisa isi dari pesan yang disampaikan untuk memastikan bahwa informasinya akurat. Informasi yang tidak akurat akan mengurangi kredibilitas pemberi pesan.
·         Format yang kurang sesuai
Ketika perancang dokumen tertulis format sangat penting. Pastikan jenis dan ukuran tulisan atau huruf sesuai sehingga bisa dibaca. Halaman tidak seharusnya terlihat terlalu penuh dan data visual lain yang dimasukkan seharusnya lebih memudahkan pemahaman penerima pesan.
Timing is when you transmit your message. Good timing can be critical in determining how welcome your message will be to your audience” (Bussiness Communication Design, chapter 3 page 76). Dari penjelasan tersebut menerangkan bahwa poin waktu menjadi salah satu parameter yang penting dalam menyampaikan pesan. “No matter how skillfully your message content is designed, choosing the wrong place for delivery can spoil your chances”(Bussiness Communication Design, chapter 3 page 76-77). Parameter penyampaian pesan yang penting dalam sebuah organisasi adalah tempat untuk menyampaikan pesan. Jangan sampai persiapan isi konten yang ingin di sampaikan dapat di pengaruhi karena pemilihan tempat yang tidak sesuai.


BAB III
PEMBAHASAN

1.      Revolusi Sistem Managed Care ke Idemnity

            Managed Care adalah sistem pembiayaan pelayanan kesehatan yang disusun berdasarkan jumlah anggota yang terdaftar dengan kontrol mulai dari perencanaan pelayanan serta meliputi beberapa ketentuan (Jacobs Philips, 1997). Medicaid dikelola perawatan menyediakan untuk pengiriman manfaat kesehatan Medicaid dan layanan tambahan melalui pengaturan kontrak antara lembaga negara Medicaid dan organisasi managed care (MCOs) yang menerima satu set per anggota per bulan (kapitasi) pembayaran untuk layanan ini.Beberapa negara menerapkan berbagai inisiatif untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan perawatan luar managed care tradisional. Inisiatif ini difokuskan pada peningkatan pelayanan untuk populasi dengan kondisi kronis dan kompleks, menyelaraskan insentif pembayaran dengan tujuan kinerja, dan membangun akuntabilitas untuk perawatan berkualitas tinggi. Rencana perawatan yang dikelola/Managed care adalah jenis asuransi kesehatan. Mereka memiliki kontrak dengan penyedia layanan kesehatan dan fasilitas medis untuk memberikan perawatan bagi anggota dengan biaya berkurang. Penyedia ini membuat jaringan rencana tersebut. Berapa banyak perawatan Anda rencana akan membayar tergantung pada aturan jaringanRencana yang membatasi pilihan Anda biasanya biaya kurang. Jika Anda ingin rencana yang fleksibel, mungkin akan lebih mahal. Ada tiga jenis rencana perawatan yang dikelola:
  • Kesehatan Pemeliharaan Organisasi (HMO) biasanya hanya membayar untuk perawatan dalam jaringan. Anda memilih dokter perawatan primer yang mengkoordinasi sebagian besar perawatan Anda.
  • Disukai Organisasi Provider (PPO) biasanya membayar lebih jika Anda mendapatkan perawatan dalam jaringan. Mereka masih membayar sebagian dari biaya jika Anda pergi ke luar jaringan.
  • Point of Service (POS) rencana membiarkan Anda memilih antara HMO atau PPO setiap kali Anda membutuhkan perawatan.
            Indemnity adalah skema jaminan kesehatan yang lebih menekankan pada batasan biaya jaminan kesehatan, peserta mempunyai kebebasan memilih dokter untuk konsultasi, dapat langsung ke dokter umum, spesialis maupun laboratorium tanpa memerlukan surat rekomendasi dan tidak ada pembatasan daftar obat dan pembatasan RS/ Klinik untuk berobat selama masih dalam jaringan provider yang ditentukan. Asuransi Indemnity - juga disebut "fee-for-service" - umumnya memberikan kebebasan yang lebih besar dan fleksibilitas dari managed care. Namun, kita akan membayar lebih dari saku untuk perawatan kesehatan yang kita dapatkan. Dengan cakupan ganti rugi, kita dapat memilih dokter, rumah sakit, laboratorium, atau penyedia medis lainnya.
Secara garis besar berikut perbedaan yang mendasar.
Managed Care
Indemnity
Mengcover tanpa plafon
Menggunakan sistem plafon
Tergantung kepada rumah sakit dan provider ditetapkan oleh perusahaan asuransi
Bebas memilih provider yang ada
Peserta dikendalikan oleh rumah sakit melalui seleksi yang cukup ketat
Dapat melakukan sistem reimburse
Proses berjenjang dan terstruktur
Bebas melakukan perawatan


Unlike the traditional reimbursement systems that typically paid provider charges without oversight or review unless there was evidence of fraud, managed care plans use various review mechanism to reduce unnecessary costs”(Introduction to health care economics & financial management, page 41).
Dari penjelasan menurut Susan tersebut menegaskan bahwa Managed Care memang merupakan salah satu bentuk sistem asuransi kesehatan yang mengendalikan utilisasi dan biaya yang efisien melalui seleksi dan pengawasan jasa. Sedangkan untuk indemnity, dibedakan dengan keleluasaan penggunaan plafon. Indemnity inilah yang merupakan regenerasi dari traditional reimbursement/konvensional. Untuk lebih mengetahui perbedaan yang mencolok regenerasi dari indemnity kita lihat tabel perbedaan asuransi konvensional dan managed care yang disajikan dalam modul program pascasarjana magister ilmu kesehatan masyarakat Universitas Padjajaran, 2007, hal.36 berikut:

KONVENSIONAL
MANAGED CARE
Menghindari kerugian
Meningkatkan status kesehatan
Menggunakan experience rating
Menggunakan community rating
Tidak ada cost containment
Ada cost containtment
Tidak ada manajemen utilisasi
Ada cost utilisasi
Risk transfer
Risk sharing
Risiko terpilih
Komprehensif




2.      Strategi Komunikasi Efektif

            Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain, tidak dapat dipungkiri sering terjadi interaksi antara manusia satu dengan yang lainnya. Komunikasi merupakan suatu hal yang penting bagi kehidupan manusia karena merupakan suatu kebutuhan manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain dan perilaku sehari-hari seseorang tidak akan lepas dari komunikasi, baik dalam situasi formal maupun non formal.     Dalam bukunya Komang Ardana, Robbins dan Coulter mengatakan bahwa komunikasi adalah penyampaian dan pemahaman suatu maksud, tanpa penyampaian maksud, komunikasi tak akan pernah terjadi dan tanpa pemahaman maksud komunikasi jarang berhasil. Komunikasi adalah proses sosial. Ketika menginterpretasikan komunikasi secara sosial, maksud yang disampaikan adalah komunikasi selalu melibatkan manusia serta interaksi. Artinya, komunikasi selalu melibatkan dua orang, yaitu pengirim dan penerima. Keduanya memainkan peranan yang penting dalam proses komunikasi. Dipandang secara sosial, komunikasi selalu melibatkan dua orang yang berinteraksi dengan berbagai niat, motivasi, dan kemampuan. Seseorang yang ingin menyampaikan maksudnya agar orang lain dapat mengerti adalah melalui komunikasi, misalnya dalam suatu forum yang dipimpin oleh seseorang yang berpidato, tentunya seseorang itu memiliki keinginan yang ingin disampaikan di depan forum tersebut agar audien dapat menerima pesan dari isi pidato tersebut.
            Hovland (dalam Krech, 1982) dalam penelitiannya mengatakan bahwa pesan yang disampaikan oleh komunikator yang tingkat kredibilitasnya tinggi akan lebih banyak memberi pengaruh kepada perubahan sikap dalam penerimaan pesan daripada jika disampaikan oleh komunikator yang tingkat kredibilitasnya rendah. Di lihat dalam strategi penyampaian di atas, dapat di pahami bahwa strategi penyampaian dalam sebuah organisasi harus mudah di pahami, dan dapat mempertajam isi konten yang ingin di sampaikan sehinga dapat meningkatkan sumber kepercayaan dari setiap karyawan. Sehingga karyawan yang masih awam terhadap sistem idemnity care dapat dengan langsung memahami maksud dan tujuan dari perubahan asuransi.

Seperti yang sudah dijelaskan di landasan teori dari kutipan Pamela maka hal-hal yang membuat pesan yang disampaikan menjadi cacat harus dihindari dengan strategi :
1.      Petakan tujuan dari pesan
            Tujuannya adalah untuk menginformasikan perubahan sistem asuransi kepada karyawan yang diterapkan di dalam perusahaan guna mengatasi kesulitan keuangan yang dialami oleh perusahaan.
2.      Periksa audien
            Kita kenali dulu dalam level apa karyawan yang perlu disosialisasi terutama dari segi pemikiran. Maka opsi terbaik adalah mensosialisasikan hal ini ke dalam beberapa batch dimana setiap batch merupakan batch dengan audien dengan level yang berbeda.
3.      Pertajam isi dari pesan
            Kita pertajam dengan menggabungkan dengan yang diketahui audien, dalam hal ini adalah karyawan, maka bisa kita kaitkan dengan KPI (Key Performance Indicator) yang harus dicapai oleh perusahaan, mungkin secara spesifik bisa kita masukkan ke dalam poin efisiensi atau meminimalisir losses guna mendapatkan profit maksimal demi kesejahteraan karyawan.
4.      Pilih channel
            Kita sesuaikan dengan channel yang sesuai mungkin. Jika memang channel yang diperlukan hanya cukup melalui email atau memo maka tidak perlu dilakukan face to face. Perlu dilihat kondisi dan iklim dari internal perusahaan.
5.      Dapatkan sumbernya
            Sumber dari penggantian sistem ini harus jelas, misal aturan pemerintah untuk efisiensi, kebijakan para stakeholder & shareholder atau memang merupakan kewajiban(mandatory) yang sudah ditentukan pimpinan perusahaan.
6.      Bangkitkan sumber kepercayaan
            Penyampai pesan haruslah ditunjuk seseorang yang memiliki kredibilitas tinggi di mata karyawan.
7.      Hapus atau singkirkan rancangan yang cacat/rusak
            Kita hilangkan unsur-unsur yang membuat informasi penggantian sistem asuransi ini menjadi kabur atau bahkan cacat.
8.      Kirim pesan
            Kita tentukan waktu dan tempat yang memang sesuai dan efektif untuk menyampaikan perubahan ini. Semisal bersamaan pembagian bonus karyawan.

           
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
            Setiap perubahan yang ada baik besar maupun kecil dalam organisasi pasti akan berdampak pada perilaku karyawan atau perusahaan. Perlu dipelajari budaya dan iklim kerja dan perilaku karyawan dalam organisasi sehingga kita dapat menginformasikan perubahan sistem asuransi dari managed care ke indemnity dengan strategi yang sesuai sehingga menghasilkan penerimaan dan pengertian dari karyawan tanpa menghambat proses kerja dan produktifitas kerja setiap individu dalam organisasi tersebut. Pemilihan strategi komunikasi yang tepat dapat berperan sebagai komunikator cerdas dalam menyampaikan suatu pesan

Saran
            Penulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Jika memang dilakukan penelitian tentang hal ini kembali maka perlu dilakukan dengan lebih dalam lagi.












BAB V
DAFTAR PUSTAKA


Henni Djuhaini, 2007, Asuransi Kesehatan Dan Managed Care, Pustaka Unpad, halaman.32
John M Ivancevich, 2005, Perilaku dan Manajemen Organisasi jilid 2, Erlangga, Jakarta, halaman.20
Komang Ardana, Perilaku Keorganisasian Edisi 2, Graha Ilmu,Yogyakarta,2009, halaman.56
Murti Bhisma, 2000, Dasar-dasar Asuransi Kesehatan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, halaman. 26-30
Pamela A.Angell, 2007, Bussiness Communication Design, Second Edition, McGraw_Hill Irwin, Newyork, chapter 3 halaman 75-77.
Susan J.Penner, 1997, Introduction to health care economics & financial management, Lippincott Williams & Wilkins, California, halaman 38-41.